Proteksi Trafo Tenaga
PROTEKSI TRAFO TENAGA
Sumber https://www.academia.edu/29282060/PROTEKSI_TRAFO_TENAGA
Proteksi transrmator daya terutama bertugas untuk mencegah kerusakan transformator sebagai akibat adanya gangguan yang terjadi dalam petak/ bay transformator, disamping itu diharapkan juga agar pengaman transformator dapat berpartisipasi dalam penyelenggaraan selektifitas sistem, sehingga pengamanan transformator hanya melokalisasi gangguan yang terjadi di dalam petak/bay transformator saja.
Maksud dan tujuan pemasangan relay proteksi pada transformator daya adalah untuk mengamankan peralatan /sistem sehingga kerugian akibat gangguan dapat dihindari atau dikurangi menjadi sekecil mungkin dengan cara :
1. Mencegah kerusakan transformator akibat adanya gangguan/ketidak normalan yang terjadi pada transformator atau gangguan pada bay transformator.
2. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya yang dapat membahayakan peralatan atau sistem.
3. Melepaskan (memisahkan) bagian sistem yang terganggu atau yang mengalami keadaan abnormal lainnya secepat mungkin sehingga kerusakan instalasi yang terganggu atau yang dilalui arus gangguan dapat dihindari atau dibatasi seminimum mungkin dan bagian sistem lainnya tetap dapat beroperasi.
4. Memberikan pengamanan cadangan bagi instalasi lainnya.
5. Memberikan pelayanan keandalan dan mutu listrik yang tbaik kepada konsumen. Serta mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik
Jenis Proteksi Trafo tenaga Trafo tenaga diamankan dari berbagai macam gangguan, diantaranya dengan peralatan proteksi (sesuai SPLN 52-1:1983 Bagian Satu, C) :
• Relay arus lebih
• Relay arus hubung tanah
• Relay beban lebih
• Relay tangki tanah
• Relay ganggauan tanah
• Relay suhu
• Relay Bucholz
• Relay Jansen
• Relay tekanan lebih
• Relay suhu
• Lightning arrester
• Rellay differensial
Komponen-Komponen Transformator / Transformer / Trafo
1. Inti Besi
Inti
besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi,magnetik yang ditimbulkan oleh
arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis
yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang
ditimbulkan oleh Eddy Current.
2. Kumparan Transformator
Kumparan
transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu
kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan
kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar
kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan
tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
3. Minyak Transformator
Minyak transformator merupakan salah satu bahan isolasi cair yang dipergunakan
sebagai isolasi dan pendingin pada transformator.
• Sebagai bagian dari bahan isolasi, minyak harus memiliki kemampuan untuk
menahan tegangan tembus, sedangkan
• sebagai pendingin minyak transformator harus mampu meredam panas yang
ditimbulkan,
sehingga dengan kedua kemampuan ini maka minyak diharapkan akan mampu
melindungi transformator dari gangguan.
Minyak transformator mempunyai unsur atau senyawa hidrokarbon yang terkandung
adalah senyawa hidrokarbon parafinik, senyawa hidrokarbon naftenik dan senyawa
hidrokarbon aromatik. Selain ketiga senyawa tersebut, minyak transformator
masih mengandung senyawa yang disebut zat aditif meskipun kandungannya sangat
kecil .
4. Bushing
Hubungan
antara kumparan transformator dengan jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu
sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Bushing sekaligus berfungsi
sebagai penyekat/isolator antara konduktor tersebut dengan tangki
transformator. Pada bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian kondisi
bushing yang sering disebut center tap.
5. Tangki Konservator
Tangki Konservator berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan uap/udara akibat pemanasan trafo karena arus beban. Diantara tangki dan trafo dipasangkan relai bucholzt yang akan meyerap gas produksi akibat kerusakan minyak . Untuk menjaga agar minyak tidak terkontaminasi dengan air, ujung masuk saluran udara melalui saluran pelepasan/venting dilengkapi media penyerap uap air pada udara, sering disebut dengan silica gel dan dia tidak keluar mencemari udara disekitarnya.
6. Peralatan Bantu Pendinginan Transformator
Pada inti besi dan kumparan – kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi tembaga. Maka panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, ini akan merusak isolasi, maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan tersebut transformator perlu dilengkapi dengan alat atau sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar transformator, media yang dipakai pada sistem pendingin dapat berupa: Udara/gas, Minyak dan Air.
7. Tap Changer
Kualitas operasi tenaga listrik jika tegangan nominalnya sesuai ketentuan, tapi pada saat operasi dapat saja terjadi penurunan tegangan sehingga kualitasnya menurun, untuk itu perlu alat pengatur tegangan agar tegangan selau pada kondisi terbaik, konstan dan berkelanjutan.
8. Alat pernapasan (Dehydrating Breather)
Sebagai tempat penampungan pemuaian minyak isolasi akibat panas yang timbul, maka minyak ditampung pada tangki yang sering disebut sebagai konservator. Pada konservator ini permukaan minyak diusahakan tidak boleh bersinggungan dengan udara, karena kelembaban udara yang mengandung uap air akan mengkontaminasi minyak walaupun proses pengkontaminasinya berlangsung cukup lama. Untuk mengatasi hal tersebut, udara yang masuk kedalam tangki konservator pada saat minyak menjadi dingin memerlukan suatu media penghisap kelembaban, yang digunakan biasanya adalah silica gel. Kebalikan jika trafo panas maka pada saat menyusut maka akan menghisap udara dari luar masuk kedalam tangki dan untuk menghindari terkontaminasi oleh kelembaban udara maka diperlukan suatu media penghisap kelembaban yang digunakan biasanya adalah silica gel, yang secara khusus dirancang untuk maksud tersebut diatas.
9. Indikator-indikator
a
. Thermometer / Temperature Gauge, alat ini berfungsi untuk mengukur tingkat
panas dari trafo, baik panasnya kumparan primer dan sekunder juga minyak
trafonya. Thermometer ini bekerja atas dasar air raksa (mercuri/Hg) yang
tersambung dengan tabung pemuaian dan tersambung dengan jarum indikator derajat
panas.
b. Permukaan minyak / Level Gauge, alat ini berfungsi untuk penunjukan tinggi
permukaan minyak yang ada pada konservator. Ada beberapa jenis penunjukan,
seperti penunjukan lansung yaitu dengan cara memasang gelas penduga pada salah
satu sisi konservator sehingga akan mudah mengetahui level minyak. Sedangkan
jenis lain jika konservator dirancang sedemikian rupa dengan melengkapi semacam
balon dari bahan elastis dan diisi dengan udara biasa dan dilengkapi dengan
alat pelindung seperti pada sistem pernapasan sehingga pemuaian dan penyusutan
minyak-udara yang masuk kedalam balon dalam kondisi kering dan aman.
10. Peralatan Proteksi Internal
a . Relai Bucholzt, Penggunaan relai deteksi gas (Bucholtz) pada Transformator terendam minyak yaitu untuk mengamankan transformator yang didasarkan pada gangguan Transformator seperti : arcing, partial discharge dan over heating yang umumnya menghasilkan gas. Gas-gas tersebut dikumpulkan pada ruangan relai dan akan mengerjakan kontak-kontak alarm.
b. Jansen membran, alat ini berfungsi untuk pengaman tekanan lebih (Explosive Membrane) / Bursting Plate. Relai ini bekerja karena tekanan lebih akibat gangguan didalam transformator, karena tekanan melebihi kemampuan membran/selaput yang terpasang, maka membran akan pecah dan minyak akan keluar dari dalam transformator yang disebabkan oleh tekanan minyak
c
. Relai tekanan lebih (Sudden Pressure Relay), suatu flash over atau hubung
singkat yang timbul pada suatu transformator terendam minyak, umumnya akan
berkaitan dengan suatu tekanan lebih didalam tangki, karena gas yang dibentuk
oleh dekomposisi dan evaporasi minyak. Dengan melengkapi sebuah relai pelepasan
tekanan lebih pada trafo, maka tekanan lebih yang membahayakan tangki trafo
dapat dibatasi besarnya. Apabila tekanan lebih ini tidak dapat dieliminasi
dalam waktu beberapa millidetik, maka terjadi panas lebih pada cairan tangki
dan trafo akan meledak. Peralatan pengaman harus cepat bekerja mengevakuasi
tekanan tersebut.
d. Relai pengaman tangki, relai bekerja sebagai pengaman jika terjadi arus
mengalir pada tangki, akibat gangguan fasa ke tangki atau dari instalasi bantu
seperti motor kipas, sirkulasi dan motor-motor bantu yang lain, pemanas dll.
e. Neutral Grounding Resistance / NGR atau Resistance Pentanahan Trafo, adalah tahanan yang dipasang antara titik netral trafo dengan pentanahan, dimana berfungsi untuk memperkecil arus gangguan. Resistance dipasang pada titik neutral trafo yang dihubungkan Y ( bintang/wye ).
11. Peralatan Tambahan untuk Pengaman Transformator
a.
Pemadam kebakaran, (biasanya untuk transformator – transformator besar ),
Sistem pemadam kebakaran yang modern pada transformator saat sekarang sudah
sangat diperlukan. Fungsi yang penting untuk mencegah terbakarnya trafo atau
memadamkan secepat mungkin trafo jika terjadi kebakaran.
Penyebab trafo terbakar adalah karena gangguan hubung singkat pada sisi
sekunder sehingga pada trafo akan mengalir arus maksimumnya. Jika proses
tersebut berlangsung cukup lama dan relai tidak beroperasi. Sementara itu,
tidak beroperasinya relai juga sebagai akibat salah menyetel waktu pembukaan
PMT, relai rusak, dan sumber DC yang tidak ada, serta kerusakan sistim
pengawatan.
b.
Thermometer pengukur langsung, Thermometer pengukur langsung banyak digunakan
pada instalasi tegangan tinggi/Gardu Induk , seperti pada ruang kontrol, ruang
relai, ruang PLC dll. Suhu ruangan dicatat secara periodik pada formulir yang
telah disiapkan dan dievaluasi sebagai bahan laporan.
c. Thermometer pengukur tidak langsung, Termometer pengukur tidak langsung
banyak digunakan pada instalasi tegangan tinggi/ transformator yang berfungsi
untuk mengetahui perubahan suhu minyak maupun belitan transformator. Suhu
minyak dan belitan trafo dicatat secara periodik/berkala, pada formulir yang
telah disiapkan dan dievaluasi sebagai laporan.
12. Relai Proteksi Transformator dan Fungsinya
Jenis relai proteksi pada trafo tenaga adalah sebagai berikut:
a. Relai arus lebih (over current relay), berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat antar fasa didalam maupun diluar daerah pengaman transformator. Juga diharapkan relai ini mempunyai sifat komplementer dengan relai beban lebih, relai ini berfungsi pula sebagai pengaman cadangan pada bagian instalasi lainnya.
b. Relai Diferensial, relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator
terhadap gangguan hubung singkat yang terjadi didalam daerah pengaman.
c. Relai gangguan tanah terbatas (Restricted Earth fault Relay ), relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap tanah didalam daerah pengaman transformator, khususnya untuk gangguan didekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh relai differensial.
d. Relai arus lebih berarah, Directional Over Current Relay atau yang lebih dikenal dengan Relai arus lebih yang mempunyai arah tertentu merupakan Relai Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan tegangan yang dapat membedakan arah arus gangguan. Relai ini mempunyai 2 buah parameter ukur yaitu tegangan dan arus yang masuk ke dalam relai untuk membedakan arah arus ke depan atau arah arus ke belakang, pada pentanahan titik netral trafo dengan menggunakan tahanan. Relai ini dipasang pada penyulang 20 KV.
e. Relay connections, adalah sudut perbedaan antara arus dengan tegangan masukan relai pada power faktor satu. Relai maximum torque angle adalah perbedaan sudut antara arus dengan tegangan pada relai yang menghasilkan torsi maksimum.
f. Relai gangguan tanah, relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator jika terjadi gangguan hubung tanah didalam dan diluar daerah pengaman transformator. Relai arah hubung tanah memerlukan operating signal dan polarising signal. Operating signal diperoleh dari arus residual melalui rangkaian trafo arus penghantar (Iop = 3Io) sedangkan polarising signal diperoleh dari tegangan residual. Tegangan residual dapat diperoleh dari rangkaian sekunder open delta trafo tegangan.
g.
Relai tangki tanah, relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator
terhadap hubung singkat antara kumparan fasa dengan tangki transformator dan
transformator yang titik netralnya ditanahkan. Relai bekerja sebagai pengaman
jika terjadi arus mengalir dari tangki akibat gangguan fasa ke tangki atau dari
instalasi Bantu seperti motor kipas, sirkulasi dan motor-motor bantu, pemanas
dll.
13. Announciator Sistem Instalasi Tegangan Tinggi
Announciator adalah indikator kejadian pada saat terjadi ketidaknormalan pada sistem instalasi tegangan tinggi, baik secara individu maupun secara bersama. Announciator terjadi bersamaan dengan relai yang bekerja akibat jika terjadi ketidaknormalan pada peralatan tersebut. Annunciator biasanya berbentuk petunjuk tulisan yang pada kondisi normal tidak ada penunjukan, bila terjadi ketidaknormalan maka lampu didalam indikator tersebut menyala sesuai dengan kondisi sistem pada saat tersebut. Kumpulan indikator-indikator tersebut biasanya disebut sebagai announciator.
No comments:
Post a Comment